Mengapa kita membela Palestina KERNA Palestina Kota Suci Ummat Islam

Daftar Isi [Tutup]
    Mengapa kita membela Palestina

    Palestina Kota Suci Ummat Islam

    ''Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya,a
    gar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'' (QS Bani Israil/17:1).

    MASJID Al-Aqsha yang disebut juga Baitul Muqaddas adalah tanah suci ketiga bagi umat Islam setelah Masjid Al-Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.Disebut Al-Aqsha karena jarak masjid tersebut adalah yang paling jauh dari Masjid Haram,tempat kaum muslimin ditekankan untuk berziarah ke sana mencari karunia dan rahmat-Nya,serta diberkatinya daerah sekitarnya (Palestina) dengan banyaknya nabi yang diturunkan di sana dan kesuburan akan tanahnya,serta sifat keberanian yang dimiliki penduduknya (Mukhtashar Tafsir At-Thabari).

    Dalam wahyu-wahyu Al-Qur'an kepada Nabi Shollallohu Alaihi wa Sallam, sebagian besar ayat-ayat mengacu kepada Palestina sebagai “tanah suci, yang diberkati.”

    Ayat 17:1 menggambarkan tempat ini, yang di dalamnya ada Mesjid Aqsa sebagai tanah “yang Kami berkati disekelilingnya.”

    Dalam ayat 21:71, yang menggambarkan keluarnya Nabi Ibrahim dan Luth, tanah yang sama disebut sebagai “tanah yang Kami berkati untuk semua makhluk.”

    Pada saat bersamaan, Palestina secara keseluruhan penting artinya bagi umat Islam karena begitu banyak nabi yang hidup dan berjuang demi Allah, mengorbankan hidup mereka, atau meninggal dan dikuburkan di sana.

    Oleh karena itu,Rasulullah Shollallohu Alaihi wa Sallam menekankan umat Islam untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsha tersebut sebagai bagian dari ibadah (HR.Bukhari Muslim).

    Tidak dianjurkan melakukan ziarah,kecuali kepada tiga masjid, yaitu masjid Al Haram, masjidku (masjid Nabawi) dan masjid Al Aqsha”(H.R. Muslim)

    Jelaslah Masjid Aqsha itu amat penting, karena dia merupakan kiblat yang pertama.Pada waktu masih di Makkah,Nabi bersembahyang menghadap Yerusalem.Tetapi karena tampaknya pada saat yang bersamaan juga ingin menghadap Ka`bah,maka beliau pilih arah selatan Ka`bah sehingga dengan demikian menghadap Ka`bah dan Yerusalem sekaligus.

    Namun,ketika beliau pindah ke Madinah hal itu tidak bisa dilakukannya lagi,maka terpaksalah Baginda Shollallohu Alaihi wa Sallam menghadap ke utara(ke Yerusalem)di mana Ka`bah berada dibelakangnya.

    Posisi membelakangi Ka`bah ini membuat Nabi tidak merasa tentram. Maka

    Baginda Shollallohu Alaihi wa Sallam memohon kepada Allah supaya diizinkan pindah kiblat. Dan doa Nabi dikabulkan.Maka pindahnya kiblat ke Makkah itu disebabkan doa Nabi.Kalau saja Nabi tidak berdoa,umat Islam sampai sekarang ini tetap menghadap Yerusalem.

    "Kami melihat mukamu menengadah ke langit;maka akan Kami arahkan engkau ke Kiblat yang kau sukai; arahkanlah wajahmu ke Masjidil Haram,dan dimana pun kamu berada arahkanlah wajahmu ke sana." (Qs. Al-Baqarah[2]:144).

    Semenjak pendudukan Zionis Israel yang telah merampas wilayah Palestina pada 1948, hingga detik ini kaum muslimin di seluruh dunia tidak bisa secara bebas dan aman mengunjungi Al-Aqsha,sebagaimana mereka bisa mengunjungi kedua masjid suci lainnya.Hal inilah yang kemudian mengharuskan kaum muslimin untuk segera membebaskan Tanah Suci Palestina dari cengkeraman penjajahan Yahudi tersebut.

    Ketika khalifah Umar bin Khattab menaklukan Palestina tahun 637,maka daerah ini berada di bawah kendali kaum Muslimin.Dalam periode kekuasaan kaum muslimin merupakan masa yang mendatangkan perdamaian dan ketertiban bagi Palestina,yang sebelumnya berabad-abad menjadi tempat perang,pengasingan,penyerangan, dan pembantaian.Apa lagi,setiap kali daerah ini berganti penguasa,seringkali menyaksikan kekejaman baru.

    Di bawah pemerintahan muslim,penduduknya, dengan berbagai keyakinan mereka,hidup bersama dalam damai dan ketertiban.

    Dalam periode ini pula,toleransi,kebijaksanaan, dan kebaikan telah ditunjukkan oleh pemerintah Islam kepada penduduk Yerussalem,tanpa membeda-bedakan agama menandai awal dari sebuah zaman baru yang indah.

    Seorang pengamat agama terkemuka dari Inggris Karen Armstrong menggambarkan Saat peristiwa penaklukan Yerusalem oleh Umar dalam bukunya Holy War (perang suci):Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor unta putih,dikawal oleh pemuka kota tersebut,Uskup Yunani Sofronius.

    Sang Khalifah minta agar ia dibawa segera ke Haram asy-Syarif, dan di sana ia berlutut berdoa di tempat Rasulluah melakukan perjalanan malamnya (Mi’raj).Sang uskup melihatnya dengan ketakutan: ini, ia pikir,pastilah akan menjadi penaklukan penuh kengerian yang pernah diramalkan oleh Nabi Daniel akan memasuki rumah ibadat tersebut; Ia pastilah sang Anti Kristus yang akan menandai Hari Kiamat.

    Kemudian Umar minta melihat tempat-tempat suci Nasrani,dan ketika ia berada di
    Gereja Holy Sepulchre,waktu sholat umat Islam pun tiba. Dengan sopan sang uskup menyilakannya sholat di tempat ia berada, tapi Umar dengan sopan pula menolak. Jika ia berdoa dalam gereja, jelasnya, umat Islam akan mengenang kejadian ini dengan mendirikan sebuah mesjid di sana,dan ini berarti mereka akan memusnahkan Holy Sepulchre.

    Justru Umar pergi sholat di tempat yang sedikit jauh dari gereja tersebut,dan memang benar perkiraan umar,karena di tempat yang beliau sholati( yang langsung berhadapan dengan Holy Sepulchre)kemudian didirikan sebuah mesjid kecil yang dipersembahkan untuk Khalifah Umar.

    Mesjid besar Umar lainnya didirikan di Haram asy-Syarif untuk menandai penaklukan oleh umat Islam,bersama dengan mesjid al-Aqsa yang mengenang perjalanan malam Muhammad Shollallohu Alaihi wa Sallam.Pada saat itu selama bertahun-tahun umat Nasrani menggunakan tempat reruntuhan biara Yahudi ini sebagai tempat pembuangan sampah kota.

    Sang khalifah membantu umat Islam membersihkan sampah ini dengan tangannya sendiri dan di sana umat Islam membangun tempat sucinya sendiri untuk membangun Islam di kota suci ketiga bagi dunia Islam.9

    Singkatnya, umat Islam membawa peradaban bagi Yerusalem dan seluruh Palestina.Dengan menunjukkan hormat kepada nilai-nilai suci orang lain dan tidak membunuh orang-orang hanya karena mereka mengikuti keyakinan berbeda,budaya Islam yang adil, toleran,dan lemah lembut membawa kedamaian dan ketertiban kepada masyarakat Muslim, Nasrani, dan Yahudi di daerah itu.

    Akan tetapi, di akhir abad kesebelas,kekuatan penakluk lain dari Eropa memasuki daerah ini dan merampas tanah beradab Yerusalem dengan tindakan tak berperikemanusiaan dan kekejaman yang belum pernah terlihat sebelumnya.Para penyerang ini adalah Tentara Perang Salib.

    Klaim Israel atas Palestina

    Israel mendasarkan klaim-klaimnya untuk mendirikan sebuah negara di Palestina atas tiga sumber utama: warisan Perjanjian Lama dari Kitab Injil,1 Deklarasi Balfour yang diumumkan Inggris Raya pada 1917, dan pembagian Palestina menjadi negara Arab dan negara Yahudi yang direkomendasikan oleh Majelis Umum PBB pada 1947.

    Israel memunyai tiga alasan utama mengapa mereka mendirikan negara di Palestina,mengapa tidak di tempat lain saja (Paul Findley:1995 dalam Masa Depan Palestina, Nuim Hidayat)

    Alasan pertama adalah warisan Perjanjian Lama dari Kitab Injil,seperti disebutkan dalam Kitab Kejadian 15:18, ''Pada hari itu Tuhan membuat perjanjian dengan Ibrahim melalui firman ‘Untuk keturunanmu Aku berikan tanah ini,dari Sungai Mesir hingga Sungai Besar, Sungai Efrat.''

    Dengan berdasarkan ayat dari Kitab kejadian orang Israel menganggap sebagai suatu restu dari Tuhan terhadap kepemilikan tanah di Palestina Padahal para ahli Injil seperti Dr. Dewey Beegle dari Wesley Theological Seminary menyatakan bahwa bangsa Yahudi kuno tidak berhak lagi atas janji tersebut karena tidak berhasil mematuhi perintah-perintah Tuhan dan karenanya kehilangan janji itu.10

    Juga tidak ada pengadilan atau badan dunia di masa sekarang ini yang akan menganggap sah suatu hak pemilikan yang didasarkan atas klaim yang dinyatakan berasal dari Tuhan.9,Bahkan bagi mereka yang mengartikan restu Injil secara harfiah sebagai restu dari Tuhan.

    Alasan kedua adalah lahirnya Deklarasi Balfour yang dikeluarkan oleh Inggris Raya pada 1917, saat itu wilayah Palestina berada di bawah penjajahan Inggris sebagai akibat Perang Dunia I (1914-1918).

    Deklarasi tersebut telah memberikan jalan bagi Israel memasuki Tanah Suci Palestina secara 'legal' dan massive.Klaim Yahudi atas Tanah Suci tersebut memang telah dipersiapkan secara matang oleh Theodore Herzl (1860-1904), di mana doktrin-doktrin pewajiban berdirinya negara Yahudi itu telah disusun secara sistematis dalam buku Der Judenstaat yang telah diresmikan dalam Kongres Zionis Dunia di Basle pada 1897.(Roger Garaudy, 1988, ibid). Sebagian isi Deklarasi Balfour itu menyatakan 'Pemerintah (Inggris) menyetujui didirikannya sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina dan berusaha sebaik-baiknya untuk melancarkan pencapaian tujuan ini ....'' (ibid).

    Alasan ketiga adalah resolusi PBB Nomor 181 Tahun 29 November 1947 yang dikeluarkan sebelum proklamasi kemerdekaan Israel pada 1948.

    Resolusi tersebut lahir atas prakarsa Presiden AS, Truman, yang isinya menyebutkan pembagian negara-negara Arab dan Yahudi yang merdeka dan rezim internasional istimewa untuk Kota Jerussalem.Selanjutnya,PBB akan memberikan 57% tanah Palestina kepada Israel. (ibid).

    Dampak dari resolusi tersebut adalah melonjaknya sejumlah warga Yahudi di Palestina, dari semula sekitar 56 ribu orang (1917)menjadi sekitar 608.225 orang(1947),sedangkan menurut majalah Time edisi 25 Maret 2002,warga Yahudi kini berjumlah sekitar 6,1 juta,sementara warga Arab berjumlah sekitar 3,3 juta orang.

    Kesimpulan
    1. Bahwa Palestina memiliki nilai historis dan nilai religious bagi ummat Islam karena merupakan kota suci tempat lahir para nabi, kiblat pertatama ummat Islam,tempat mi’rajnya Rasulullah Muhammad Shollallohu Alaihi wa Sallam.

    2. Bahwa Palestina negeri berpenduduk muslim yang terzalimi, untuk itu sebagai sesama ummat Islam yang memiliki ukhuwah Islamiyah maka kewajiban ummat Islam untuk menolong saudaranya yang kesusahan apalagi terzalimi,

    "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (Al-Hujuraat: 10).

    Rasulullah Shollallohu Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesama muslim itu bersaudara. Oleh karena itu, jangan menganiaya dan jangan mendiamkan. Siapa saja yang memperhatikan kepentingan saudaranya, Allah akan memperhatikannya. Siapa saja yang melapangkan satu kesulitan sesama muslim, niscaya Allah akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitannya pada hari kiamat. Siapa saja yang menutupi kejelakan seorang muslim Allah akan menutupi kejelekannya pada hari kiamat." (HR.Bukhari dan Muslim)

    Rasulullah Shollallohu Alaihi wa Sallam., "Permisalan orang mukmin dalam mereka saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menaruh simpati adalah laksana satu tubuh, yang jika salah satu dari anggota tubuh merasa sakit, seluruh anggota tubuh lainnya turut merasakan dampaknya dengan panas atau tidak bisa tidur." (HR Bukhari dan Muslim ).

    3. Bahwa apa yang terjadi pada saat ini adalah satu bentuk kemungkaran, ketidak adailan, penindasan suatu bangsa terhadap bangsa lainnya, oleh karena itu sebagaimana kewajiban seitiap Muslim untuk bereaksi terhadap setiap tindakan kemunkaran karena kekhawatiran bahwa dampak azab perbuatan mungkar tidak saja berakibat pada yang melakukannya tapi juga kepada yang mengetahui tapi mendiamkannya (tidak menolak minimal dalam hati kecilnya)

    "Dan orang-orang beriman, lelaki dan wanita, sebagian mereka (adalah)menjadi penolong bagi sebagian yang lain.Mereka menyuruh(mengerjakan) yang ma'ruf dan melarang dari yang munkar dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah.Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(At-Taubah: 71)

    "Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (Ali Imran: 110)

    "Barangsiapa melihat kemunkaran, maka hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaklah dengan lidahnya, dan jika tidak mampu juga,maka hendaklah dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim)

    Rasulullah Shollallohu Alaihi wa Sallam juga bersabda:
    "Sesungguhnya manusia itu apabila melihat orang yang zhalim,lalu mereka tidak memegang kedua tangannya(mencegahnya)maka Allah akan meratakan siksa dari sisi-Nya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i)

    "Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam.Yang demikian itu,disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat.Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu." (Al Maidah: 78-79)

    4. Bentuk perhatian, simpati, bantuan moril dan materil , aksi penolakan terhadap kezaliman yang terjadi di Palestina merupakan manifestasi suatu doa bukan saja diperuntukan rakyat Palestina tapi bagi bangsa kita dan ummat Islam Indonesia khususnya agar hal tersebut tidak menimpa atau terjadi dinegeri kita

    "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kalian.Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya."(Al Anfal: 25)



    Demikianlah yang dapat saya sampaikan, lebih kurang mohon maaf

    By: Arnoldison

    Referensi:

    1. Fauzan Al-Anshari , Membela Palestina dalam Perspektif Syariah,http://www.pesantrenonline.com/artikel/detailartikel.php3?artikel=149
    2. Harun Yahya , Palestina Muslim,
    3. Nurcholish Madjid, Sejarah Kota Suci Tiga Agama,
    4. Paul Findley (mantan anggota Kongres AS), Diplomasi Munafik ala Yahudi – Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel
    5. Dr. Yusuf Qardhawi Sistem ,Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah (Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh)
    6. Wikipedia Indonesia, Deklarasi Balfour 1917,
    7. Buletin Studia 18 Mei 2005, Al-Aqsha, Palestina, dan Kit
    Tinggalkan Komentar