Diantara Akhlak Yang Baik Bagi Seorang Muslim

Daftar Isi [Tutup]



    Muslimedianews ~ Berbicara soal akhlak yang baik, seolah hanya sesuatu yang ringan, namun pada kenyataannya berat untuk diterapkan dalam kehidupan secara maksimal. Apalagi dimasa sekarang ini, akhlak yang baik mulai di abaikan keberadaannya oleh sebagian ummat Islam. Padahal akhlak juga menjadi benteng di era peradaban modern.

    Akhlak merupakan bentuk jama’ dari kata khuluq (bahasa arab) yang memiliki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at. Beberapa pakar mengatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu (prilaku spontan tanpa butuh pemikiran dan tidak direkayasa).

    Sedini mungkin, akhlak harus ditanamkan dan ditata pada generasi penerus, karena tantangannya dimaa depan tidak hanya datang dari dalam diri, namun juga dari berbagai arah, termasuk keluarga, sahabat, bahkan kemajuan dalam bidang teknologi.

    Nabi Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,

    إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
    "Sesungguhnya daku diutuskan untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak"

    Didalam diri Nabi pun sudah tertanam akhlak yang luhur. Allah SWT menyebutkan didalam al-Qur’an,

    وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
    “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. Al Qalam 68 : 4)

    Suatu ketika Sayyidah ‘Aisyah radliyallahu ‘anha pernah ditanya mengenai akhlak Nabi, Aisyah menjawab :

    كان خلقه القرآن
    “Akhlak Nabi adalah al-Qur’an”

    Akhlak dalam Islam memiliki cakupan yang sangat luas, mulai dari akhlak kepada Sang Pencipta, akhlak kepada sesama umat manusia, dan akhlak kepada lingkungan sekitar.

    Akhlak juga bagian dari inti keimanan seorang muslim. Seseorang yang benar-benar terkategori mukmin (beriman) maka dalam tingkah laku kesehariannya akan tercermin akhlak yang baik, tidak sebaliknya. Nabi bersabda :

    إِنَّ مِنَ اْلأِيْمَانِ حُسْنُ اْلخُلُقِ وَأَفْضَلُكُمْ إِيْمَانًا أَحْسَنُكُمْ خُلقًا
    “Sesungguhnya sebagian daripada iman adalah bagusnya akhlak, dan yang paling utama diantara kalian imannya adalah yang paling bagus akhlaknya” (HR. Imam Ath-Thabrani)

    Prilaku yang baik dalam kehidupan, tentunya akan mengantarkan seseorang kepada keberuntungan baik didunia maupun akhirat. Sebab tolak ukur akhlak seorang muslim adalah al-Qur’an dan As-Sunnah.

    Begitu banyak macam akhlak yang baik, diantaranya adalah :

    1. JUJUR / ASH-SHIDQU

    Jujur dalam kehidupan merupakan anjuran dari al-Qur’an dan al-Hadits. Islam menaruh perhatian serius terhadap akhlak terpuji ini. Islam selalu mengajak dan mendorong manusia agar memiliki watak ini.

    Allah Ta’alaa berfirman :

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
    “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At Taubah: 119).

    فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
    “Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)

    Jujur juga merupakan sumber segala kebaikan, sebaliknya, dusta (bohong) adalah sumber segala malapetaka. Oleh karena itu, Nabi Saw. pernah bersabda :

    عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
    “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Imam Muslim)

    عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّهُ مَعَ الْبِرِّ وَهُمَا فىِ الْجَنَّةِ
    “Kamu harus berkata jujur (benar), karena sesungguhnya ia bersama kebajikan dan keduanya adalah dalam surga.” (HR. Ahmad)

    Jujur meliputi kejujuran didalam qalbunya (niat), jujur didalam berucap, jujur dalam berbuat, termasuk diantara jujur didalam berjanji .

    Sebaliknya Islam tidak menyukai dan bahkan memperingatkan manusia agar menjauhi dusta menjauhi ketidak jujuran.

    Dusta adalah merupakan salah satu perangai yang bernilai rendah dan tercela. Dusta, menjadikan hukum-hukum rusak binasa. Dusta, menjadikan kehormatan terinjak-injak dan dusta pula yang menyebabkan berbagai kejahatan merajalela.

    Berita bohong/dusta sering mengakibatkan terputusnya hubungan persaudaraan menimbulkan konflik yang tidak menguntungkan dalam hubungan sesama manusia. Isu atau berita bohong tidak sedikit yang telah membuat seseorang kehilangan harga dirinya.

    Dusta juga bisa menyebabkan konflik yang tidak sepele, bahkan tidak jarang dusta-dusta yang disebarkan semisal berita bohong berujung pada peperangan yang berkepanjangan.

    2. BERKATA YANG BAIK

    Diantara perkataan yang baik adalah jujur dalam berucap. Namun, berkata yang baik meliputi segala ucapan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai al-Qur’an maupun al-Hadits. Allahu Subhanu wa Ta’alaa berfirman:

    مَن كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعاً إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
    “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya” (QS. al-Fathir : 10)

    مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
    “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. al-Qaaf : 18)

    مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat hendaknya dia berkata perkataan yang baik ataupun diam” (HR. Imam Al Bukhari)

    إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
    “Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan, kemudian menjelakan yang demikian, maka barangsiapa yang berkeinginan melakukan kebaikan namun tidak sampai melakukannya niscaya Allah akan mencatatkan untuknya kebaikan yang sempurna, maka jika ia berkeinginan dengannya kemudian melakukannya niscaya Allah akan mencatatkan untuknya sepuluh macam kebaikan sampai 700 kali lipat kemudian hingga berlipat-lipat yang banyak ; barangsiapa yang berkeinginan melakukan keburukan namun ia tidak mengerjakannya niscaya Allah mencatatkan untuknya kebaikan yang sempurna, namun jika ia mengerjakannya niscaya Allah mencatatkan untuknya satu macam keburukan”. (HR. Al Bukhari)

    ليس المؤمن بالطعان ولا اللعان ولا الفاحش ولا البذيء
    "Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka berkata keji, dan suka berkata kotor."(HR. at-Tirmidzi)

    3. AMANAH

    Amanah merupakan bagian dari akhlak yang baik yang berkaitan dengan tanggung jawab yaitu memenuhi hak dan kewajiban terhadap Allah (hablun minallah) dan sesama manusia (hablum minannas). Lawan dari amanah adalah khianat. Allah Subhanahu wa Ta’alaa berfirman:

    إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
    "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya" (QS. An Nisa': 58)

    Nabi Shallallahu 'alayhi wa Sallam juga bersabda:

    أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ
    "Tunaikanlah amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu." (HR. Iman Abu Daud)

    أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيْكَ فَلاَ عَلَيْكَ مِمَّا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ أَمَانَةٍ وَصِدْقُ حَدِيْثٍ وَحُسْنُ خَلِيْقَةٍ وَعِفَّةُ مِنْ طُمْعَةٍ
    "Empat perkara yang apabila ada padamu, tidak akan merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia dari padamu, yaitu: memelihara amanah, tutur kata yang benar, akhlak yang baik, dan bersih dari tamak.” (HR. Ahmad)

    Orang yang tidak bisa menjaga amanah atau khianat berarti ia termasuk dalam ciri orang munafik sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,

    آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
    "Ada tiga tanda munafik: jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanat, ia khianat." (HR. Al Bukhari)

    4. MALU

    Malu juga termasuk akhlak yang terpuji yang mendorong seseorang untuk meninggalkan sesuatu yang buruk dan mencegahnya dari kelalaian (meremehkan) dalam memenuhi hak.

    الحياء لا يأتي إلا بخير
    "Sesungguhnya sifat malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan" (HR. Al-Bukhari)

    الحياء كله خير
    "Sifat malu adalah baik semuanya" (HR. Muslim)

    إنَّ الله حيي سِتِّير يحب الستر والحياء
    "Sesungguhnya Allah Mahamalu dan Mahatertutup, Dia meyukai ketertutupan dan rasa malu". (HR. Imam Abu Dawud)
    الإيمان بضع وسبعون شعبة ، أفضلها قول لا إله إلا الله ، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق ، والحياء شعبة من الإيمان
    "Iman itu ada 60 atau 70 sekian cabang, yang paling utama adalah (ucapan) Laa ilaaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu termasuk salah satu cabang dari iman". (HR. Imam Abu Dawud)

    إنَّ لكل دين خلقاً ، وخلق الإسلام الحياء
    "Sesungguhnya setiap agama memiliki sifat dasar (ciri khas), dan sifat dasar Islam adalah rasa (sifat) malu". (HR. Imam Malik)
    الحياء من الإيمان والإيمان في الجنة ، والبذاء من الجفاء والجفاء في النار
    "Malu adalah bagian dari Iman, dan Iman berada dalam Surga, dan sikap terang-terangan (dalam perbuatan maksiat dan tidak memiliki rasa malu) adalah keburukan, dan keburukan berada di Neraka". (HR. at-Tirmidzi)

    Demikian beberapa akhlak terpuji yang seharus dimiliki dan disadari oleh seorang muslim, serta diterapkan dalam kehidupannya, dalam setiap aktifitas yang dilakukan, baik pergaulan didunia nyata maupun pergaulan didunia maya. Sebab tidak jarang, pergaulan didunia maya kadang lebih buruk daripada pergaulan didunia nyata. Hal itu disebabkan adanya ketidak jujuran dalam diri seseorang ketika berhadapan dengan orang lain, langsung maupun tidak langsung.

    Sifat lainnya seharusnya dimiliki dan di usahakan oleh seorang muslim adalah rendah diri (tawadlu’), murah hati (al-hilmu), sabar dalam segala hal, zuhud, dan lain sebagainya

    Seorang muslim juga hendaknya menjauhi penyakit-penyakit hati berupa hasad/iri hati dan dengki, dendam, ujub / takabbur / sombong, angkuh, riya’ / sum’ah, tamak dan lain sebagainya. Na’udzubillah min dzalik.

    Penulis : Ibnu Mansyur
    Tinggalkan Komentar