TAQWA (Makna Taqwa)

Daftar Isi [Tutup]
    Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

    TAQWA
    (Makna Taqwa)

    Seorang sahabat Rosulullah Shollallohu 'Alaihi wa-sallam, Ubay bin Ka’ab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khottob bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : Apakah Anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri?Umar menjawab :Ya.” Ubay bertanya lagi : Lalu Anda berbuat apa?Umar menjawab: Saya sangat hati-hati dan bersungguh-sung
    guh menyelamatkan diri dari duri itu. Ubay menimpali: Itulah (contoh) TAQWA.


    Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kwj tentang apa itu TAQWA. Beliau menjelaskan bahwa TAQWA itu adalah :

    1. Takut (kepada Alloh) yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka.
    2. Beramal dengan Alquran yaitu bagaimana Alquran menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia.
    3. Redha dengan yang sedikit, ini berkaitan dengan rezeki. Bila mendapat rezeki yang banyak, siapa pun akan redha tapi bagaimana bila sedikit? Yang perlu disedari adalah bahawa rezeki tidak semata-mata yang berwujud uang atau materi.
    4. Orang yg menyiapkan diri untuk “perjalanan panjang”, maksudnya adalah hidup sesudah mati.

    Nasehat Syekh Abdul Qadir :

    Jadilah kamu bila bersama Alloh tidak berhubungan dengan makhluk dan bila bersama dengan makhluk tidak bersama nafsu. Siapa saja yang tidak sedemikian rupa, maka tentu ia akan selalu diliputi syaitan dan segala urusannya melewati batas.

    Seseorang yang berTAQWA akan meninggalkan dosa-dosa, baik kecil maupun besar. Baginya dosa kecil dan dosa besar adalah sama-sama dosa. Ia tidak akan memandang remeh dosa-dosa kecil, kerana gunung yang besar tersusun dari batu-batu yang kecil (kerikil). Dosa yang kecil, jika dilakukan terus-menerus akan berubah menjadi dosa besar.

    Tidak hanya hal-hal yang menyebabkan dosa saja yang ditinggalkan oleh orang-orang berTAQWA, hal-hal yang tidak menyebabkan dosa pun, jika itu meragukan, maka ditinggalkan pula dengan penuh keikhlasan.


    Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bahwa orang berTAQWA adalah orang yang telah menjadikan tabir penjaga antara dirinya dan neraka. Pernyataan ulama besar salaf ini memiliki kandungan yang lebih spesifik lagi. Orang berTAQWA berarti dia telah mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan Alloh murka dan menghukumnya di neraka. Selain itu, ia juga harus mengetahui batasan-batasan (aturan-aturan) Alloh yang diturunkan kepada Rosul-Nya.

    Di sinilah peran penting dari perintah Rosulullah Shollallohu 'Alaihi wa-sallam untuk menuntut ilmu dari mulai lahir hingga liang lahad. KeTAQWAan sangat memerlukan landasan ilmu yang benar dan lurus, sesuai dengan petunjuk Alloh dan Rosul-Nya. Alloh Azza wa Jalla sangat mencela kepada orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang batasan-batasan yang telah disampaikan kepada Rosul-Nya. Hal ini sejalan pula dengan firman Alloh bahwa Alloh akan meninggikan orang-orang berilmu beberapa darjat.

    Dalam perjalanan meraih darjat TAQWA diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu, bisikan syaithan yang sangat halus dan sering membuat manusia terpedaya. Sikap istiqamah dalam memegang ajaran Alloh sangat diperlukan guna menghantarkan kita menuju darjat TAQWA.

    Al-Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa TAQWA adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Alloh, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Alloh. TAQWA juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah dan menjauhi larangan
    Tinggalkan Komentar